Slawi FM – Budaya efisiensi anggaran ini tidak hanya sekadar mengurangi pengeluaran tetapi efisiensi anggaran yang efektif adalah bagaimana mengalokasikan sumber daya secara bijak untuk mencapai tujuan organisasi dengan hasil yang optimal. Meskipun demikian, kebijakan efisiensi anggaran ini tentunya akan berdampak pada sektor perekonomian termasuk bisnis perhotelan dan restoran.
Demikian yang dikatakan oleh Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah Heru Isnawan dalam Program Halo Slawi FM yang dipandu oleh Rida dan Prayitno pada Selasa, (25/02/2025) siang.
Menurut Heru, Efisiensi anggaran ini berdampak tidak hanya Perhotelan dan Restoran saja, namun akan berdampak juga kepada UMKM, suplayer, travel agent dan persewaan mobil. Apalagi perhotelan di Jawa Tengah mencapai ribuan. Maka perubahan kebijakan ini juga tidak mudah diterima oleh internal PHRI, terutama dalam merubah pangsa pasar yang sudah ada.
“ Ketika pertumbuhan hotel ditahan dan dikurangi pangsa pasarnya seperti tidak adanya event – event di hotel dan restoran otomatis karyawan yang kontrak – kontrak tidak akan diperpanjang yang merambah pada karyawan tetap. Jadi dampak efisiensi anggaran ini berdampak pada tenaga kerja,” jelas Heru.
Heru berharap efesiensi anggaran yang tidak efektif agar ditinjau kembali, sehingga ada kepedulian terhadap mereka yang telah bekerja di Hotel dan Restoran. Pasalnya efisiensi anggaran berdampak pada tidak adanya aktivitas pemerintahan yang biasa digelar di hotel, dan banyak dari agenda-agenda yang telah direncanakan menjadi batal. Padahal, acara semacam itulah yang selama ini mendukung keberlangsungan sektor perhotelan. Sehingga, jika ditiadakan, risiko Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal akan mengancam para pegawai hotel dan restoran. (CF)
Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah