Efektivitas Soft Power dan Hard Power dalam Kepemimpinan

banner 468x60

Slawi FM – Dalam kepemimpinan, soft power dan hard power merupakan dua pendekatan berbeda untuk mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan ini tidak sekadar jabatan, melainkan serangkaian keterampilan dan perilaku yang memungkinkan seseorang mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama mencapai tujuan.

Demikian yang dikatakan oleh Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK) UPS Tegal Agus Wibowo dalam Talkshow SPS yang dipandu oleh Merry Honey di Studio Radio Slawi FM pada Rabu, (13/08/2025) pagi.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Menurut Agus, berdasarkan buku Richard L.Daft “The Leadership Experience“ menyatakan bahwa kekuasaan dapat diklasifikasi sebagai hard power atau soft power. Hard power merupakan kekuasaan yang sebagian besar didasarkan pada posisi otoritas seseorang.

“ Hard power ini adalah jenis kekuasaan yang memungkinkan seorang pemimpin memengaruhi pengikut dengan menggunakan penghargaan dan hukuman, serta memungkinkan seorang pemimpin untuk mengeluarkan perintah terhadap pengikutnya dan mengharapkan mereka untuk mematuhi perintah tersebut,” tutur Agus.

Sedangkan soft power merupakan kekuasaan yang didasarkan pada karakteristik pribadi dan hubungan interpersonal.

“ Soft power ini kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi orang lain dan mencapai tujuan melalui daya tarik, dan persuasi, bukan melalui paksaan atau ancaman. Bisa kita katakan sebagai pendekatan lunak dengan memberikan pujian dan apresiasi serta memotivasi dan menginspirasi orang lain untuk membangun hubungan yang kuat dan saling percaya antara pimpinan dan bawahannya,” ungkap Agus.

Dalam konteks perkantoran, kepemimpinan yang tepat adalah dengan menggunakan soft power cenderung lebih efektif dalam jangka panjang karena berfokus pada persuasi, daya tarik, dan pengaruh melalui nilai-nilai, budaya, dan reputasi.

“ Jadi dikantor umumnya pemimpin bisa gunakan soft power agar bawahan lebih menerima dan humanis. Ketika kita terapkan soft power tidak perlu menyuruh bawahannya keras – keras, tapi cukup dengan pendekatan dan persuasi nanti bawahan otomatis lebih cepat mengerjakan tugasnya dan yang lamban kerja akan malu dengan sendirinya serta akan mengikuti kerja cepat,” jelas Agus.

Perlu diketahui bahwa seorang pemimpin harus bisa menggabungkan soft power dan hard power secara seimbang. Misalnya, menggunakan hard power untuk menegakkan aturan dasar dan menjaga disiplin, tetapi juga menggunakan soft power untuk membangun hubungan yang positif, memberikan dukungan, dan memotivasi karyawan.

“ Kombinasi yang seimbang antara hard power dan soft power akan menciptakan lingkungan kerja yang produktif, harmonis, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (CF)

Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *