Peran Sekolah Kejuruan Wujudkan SDM Unggul melalui Penguatan Literasi dan Praktik Industri

banner 468x60

Slawi FM – Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Hafidz Muksin, melakukan kunjungan kerja ke Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (SMKN 1) Bawen yang berlokasi di Jalan Kartini Bawen Nomor 119, Semarang, Jawa Tengah, pada (28/08/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Hafidz Muksin didampingi Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dwi Laily Sukmawati, beserta Tim Efektif.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Hafidz mengatakan bahwa kunjungan kerja tersebut dilakukan untuk melihat langsung proses pembelajaran dan praktik industri pangan yang merupakan bagian dari langkah besar Kemendikdasmen mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan sumber daya manusia yang unggul sebagai pilar penting mewujudkan kedaulatan pangan.

Dalam menghadapi tantangan dunia kerja, lanjut Hafidz, sebagai lembaga pendidikan vokasi, SMK memiliki peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten, adaptif, dan siap bersaing dalam pemenuhan kebutuhan tenaga terampil di dunia usaha dan dunia industri. Untuk itu, penyelarasan kurikulun di SMK dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri perlu ditingkatkan. Penyediaan bahan bacaan pendukung literasi pangan juga perlu diperbanyak di satuan pendidikan.

“ Salah satu fondasi penting dalam peningkatan SDM adalah literasi agar mereka memiliki pengetahuan, daya kritis, daya analitis, dan daya kreatif, serta mampu memahami kebutuhan serta peluang dunia usaha dan industri pangan,” tegas Hafidz.

Hafidz menjelaskan bahwa dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, pemerintah kini terus mengoptimalkan sektor pendidikan vokasi sebagai strategi jangka panjang. Sejumlah SMK telah diarahkan khusus sebagai pusat keunggulan untuk mengasah keterampilan praktis siswa agar menghasilkan lulusan yang kompeten dan terserap di dunia kerja.

“ SMK Pusat Keunggulan menjadi rujukan yang dapat meningkatkan kualitas dan kinerja SMK lainnya melalui kemitraan dan penyelarasan mendalam dengan dunia usaha dan industry. Program ini dirancang agar lulusan tidak hanya siap terjun ke dunia kerja, tetapi juga mampu membuka usaha mandiri yang berkontribusi langsung pada ketahanan pangan Indonesia,” tuturnya.

Hafidz mengungkapkan bahwa SMKN 1 Bawen dipilih menjadi salah satu sasaran patok banding karena memiliki dukungan sumber daya manusia (SDM) yang andal dengan enam program keahlian yang dimiliki, yaitu Program Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian, Agribisnis Prduksi Tanaman, Agribisnis Produksi Ternak, Mekanisasi Pertanian, Tata Boga, dan Pariwisata. Di samping itu, sarana dan prasarana serta fasilitas praktik industri pangan sangat memadai.

“ Praktik baik SMKN 1 Bawen sebagai pusat keunggulan telah berhasil menciptakan SDM yang unggul di bidang pangan yang mencakup pertanian dan peternakan serta  menjalin kemitraan sekolah dengan dunia industri sehingga lulusannya siap bekerja dan  mampu menjawab tantangan di dunia usaha dan industry,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Bawen, Nana Mulyana, mengatakan bahwa untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam industri pangan, pihaknya menempuh cara menempatkan siswa untuk melakukan praktik kerja di lahan pertanian, peternakan, dan juga usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang maju. Hal itu akan berdampak langsung pada pengalaman siswa yang utuh dalam proses kegiatan praktik tersebut.

“ Misi besar yang telah dibangun di SMKN 1 Bawen adalah lulusan bukan sibuk mencari pekerjaan, tetapi sibuk mencari karyawan. Dengan begitu, sumbangsih SDM unggul untuk ketahanan pangan lebih nyata,” imbuh Nana.

Nana menambahkan bahwa tidak dimungkiri bahwa bidang pertanian saat ini sedang mengalami penurunan minat serta regenerasi petani muda sangat terbatas. Banyak anak petani lebih memilih bekerja di sektor industri atau jasa karena menganggap pertanian sebagai pekerjaan yang kurang bergengsi dan sulit menghasilkan keuntungan.

Dalam upaya mewujudkan SDM unggul industri pangan, lanjut Nana, SMKN 1 Bawen telah melakukan berbagai upaya nyata. Ketersediaan bahan bacaan bidang pangan di perpustakaan sekolah untuk menunjang proses belajar dan praktik industri pangan menjadi faktor utama pendukung literasi pangan. Para guru dan siswa memanfaatkan buku bacaan tersebut untuk meningkatkan dan menambah referensi dalam penyusunan bahan ajar maupun tugas pembelajaran praktik.

Nana menerangkan bahwa SMKN 1 Bawen memiliki lahan seluas 9,8 hektare yang sangat mendukung peserta didik sebagai sarana praktik industri pangan. Lahan tersebut menjadi media pembelajaran untuk menerapkan teori dan pengetahuan, melatih keterampilan, mengolah potensi pertanian, serta mendukung fokus studi yang sedang mereka tempuh. Selain itu, siswa dibekali dengan paraktik-praktik bagaimana mengelolah dan memasarakan produk-produk yang dihasilkan dari pertanian dan peternakan.

Berbagai hasil praktik industri pangan menjadi sumber inspirasi, seperti sayuran hidroponik, tanaman jagung, ayam petelur, ayam potong, sapi perah, dan penggemukan kambing telah memasuki masa untuk dipanen. Semu aitu dikelola langsung oleh para siswa. Para siswa langsung praktik mengolah dan memasarkannya sebagai langkah pembelajaran kewirausahaan sekaligus penerapan langsung sebagai petani milenial dan wirausaha muda.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dwi Laily Sukmawati,  juga menyampaikan pentingnya peningkatan kemahiran berbahasa Indonesia bagi guru dan murid di SMKN 1 Bawen untuk mendukung literasi pangan. Sebagai wujud nyata, para guru dan siswa SMKN 1 Bawen akan mengikuti sosialisasi, pendampingan, dan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) yang difasilitasi oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah.

Penulis : Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah | Editor dan Publish : Chairul Falah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *