Slawi FM – Permasalahn stunting di Indonesia masih menjadi tantangan serius yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Stunting ini menggambarkan perlambatan pertumbuhan yang terakumulasi sejak sebelum dan setelah kelahiran yang diakibatkan oleh tidak tercukupnya asupan zat gizi.
Demikian yang dikatakan oleh Ketua Tim Kerja Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Puji Kusumawati dalam talkshow kesehatan yang dipandu oleh Aldo di Studio Radio Slawi FM pada Rabu (03/09/2025) siang.
Menurut Puji, stunting bisa dikatakan kekurangan gizi dalam waktu lama terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak yang mengakibatkan anak lebih pendek dari anak seusianya dan memiliki keterlambatan dalam kemampuan kognitifnya.
Berdasarkan data aplikasi online, prevalensi stunting di Kabupaten Tegal mengalami kenaikan sampai dua kali lipat pada anak usia 12 bulan atau 1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa ada persoalan krusial pada periode tersebut sehingga terjadi peningkatan prevalensi stunting secara siginifikan.
“ Pada usia 12 bulan ini mengalami stunting, artinya anak tersebut sebelum usia 12 bulan sudah terjadi kekurangan asupan nutrisi dan gizi yang cukup. Maka kami memberikan sosialiasi kepada masyarakat pemberian makan bayi dan anak yang tujuannya untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak lebih optimal,” tutur Puji.
Puji juga menjelaskan, bahwa untuk melihat pertumbuhan anak khususnya pada balita yaitu ibu bayi agar rutin membawa balitanya ke posyandu untuk dilakukan pemantauan pertumbuhan dan faktor lainnya agar tumbuh kembang anak dapat terpantau dengan baik.
“ Ciri anak yang memiliki tumbuh kembang optimal yaitu ketika tambah umur, maka berat badan dan tinggi badan bertambah serta otaknya tambah pintar,” ungkap Puji.
Sementara itu, Nutrisonis Puskesmas Adiwerna Retno Wiarsih menambahkan bahwa pemberian makan pada bayi dan anak ini penting untuk mencegah stunting, salah satunya pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi atau biasa disebut dengan kolostrum.
Kolostrum adalah ASI pertama yang diproduksi ibu pada akhir kehamilan dan beberapa hari setelah melahirkan, berbentuk cairan kental berwarna kuning keemasan yang kaya akan protein, vitamin, mineral, serta antibodi tinggi yang penting untuk membentuk sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir.
“ Jadi ASI ini pertama keluar dari ibu bayi dengan jumlah 5 – 10 Mililiter saat setelah melahirkan yang harus diberikan kepada bayi yang bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jangan sampai dibuang dan tidak diberikan kepada bayi,” jelas Retno.
Untuk strategi pemberian makan bayi dan anak optimal diantaranya Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI Ekslusif, Pemberian MP ASI yang Adekuat, dan Pemberian ASI sampai usia 2 tahun.
Diakhir talkshow, Puji membagikan tips menghadapi anak susah makan yaitu buat jadwal makan rutin, usahakan 1 jam waktunya makan, jangan berikan anak makanan apapun, berikan makan secara bertahap, dan jangan berikan makan saat anak dalam kondisi mengantuk.
“ Bagi ibu – ibu jangan berikan anak makan saat kondisi ngantuk dan rewel. Berikan makan saat anak tenang bahkan kalau bisa diajak makan bersama. Sehingga orang tua lebih mudah untuk memberikan anak makan,” tandasnya. (CF)
Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah