Slawi FM – Kolesterol sering kali memiliki reputasi buruk karena kaitannya dengan penyakit jantung. Padahal, kolesterol adalah zat esensial yang mutlak diperlukan tubuh untuk membentuk hormon, menguatkan sel, mencerna lemak dan vitamin, serta menutrisi otak dan saraf.
Hal ini dikatakan oleh Apoteker Saintifikasi Jamu UPTD WKJ Kalibakung Ergia Adang Sugiantoro, dalam Program Halo Slawi FM Jamune Kyeh yang dipandu Sofia pada Jumat (21/11/2025) pagi.
Menurut Ergia, kolesterol itu sendiri tidaklah jahat. Namun, yang menjadi kekhawatiran adalah kadar kolesterol yang terlalu tinggi, khususnya Low Density Lipoprotein (LDL) dan Trigliserida. Tingginya kadar ini dapat menyebabkan, pembuluh darah kotor, jalur darah menyempit dan penggumpalan darah yang memicu peradangan di seluruh tubuh.
“ Tanda – tanda umum kolesterol tinggi diantaranya kepala pusing dan terasa berat, tengkuk kaku, mudah capek, kesemutan, dada sesak, mudah mengantuk, dan cepat pegal. Istilah kolesterol tinggi ini seperti ada sumbatan pada saluran pipa. Kalau sumbatan dibiarkan akan mengakibatkan pecah dan risikonya fatal,” tegas Ergia.
Ergia membagikan cara mengatasi kolesterol tinggi dengan beberapa racikan jamu tradisional yang menggunakan bahan – bahan yang mudah ditemukan, seperti kunyit, jahe, serai, dan jeruk nipis.
Kunyit mengandung senyawa aktif utama kurkumin yang berperan penting dalam membantu menurunkan kolesterol dan memiliki efek anti inflamasi (mengurangi peradangan). Jahe mengandung zingiber officinale yang memiliki kemampuan untuk membantu proses pembakaran lemak di dalam tubuh. Dan Serai (Sereh) memiliki potensi untuk membantu mengatasi kolesterol tinggi.
“ Cara meramu jamu penurun kolesterol (cukup 1 gelas sehari) dengan rebus 2 ruas kunyit, 2 ruas jahe (digeprek), dan 1 batang serai dalam 300 – 400 mL air. Masak hingga 15 menit, setelah air matang, dinginkan terlebih dahulu kemudian tambahkan perasan 1 buah jeruk nipis dan langsung diminum,” tutur Ergia.
Ergia juga mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan tanaman herbal yang ada di sekitar rumah atau inisiatif yang dikenal sebagai menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
” Yuk, mulai biasakan minum jamu. Sehatnya dapat, segarnya pun terasa. Jamu bukan hanya minuman tradisional, tetapi investasi jangka panjang untuk kesehatan kita,” tutupnya. (CF)
Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah








