HPV DNA Co-testing IVA, Inovasi Deteksi Dini Kanker Serviks yang Lebih Efektif

banner 468x60

Slawi FM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal gencar mensosialisasikan metode deteksi dini kanker leher rahim yang lebih efektif dan komprehensif, yaitu HPV DNA Co-testing IVA. Strategi ini didorong sebagai senjata utama untuk menekan angka kejadian kanker serviks, penyakit keganasan yang menjadi salah satu ancaman kesehatan wanita.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Tim Kerja Pengendalian Penyakit Tidak Menular Dinkes Kab. Tegal Isnaeni Setyani, dalam Talkshow Warta 10 yang dipandu oleh Aldo di Studio Radio Slawi FM pada Rabu, (19/11/2025) siang.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Isnaeni menjelaskan bahwa kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV). Ia menekankan bahwa tidak semua tipe HPV berisiko sama, risiko tinggi yaitu HPV Tipe 16 dan 18 adalah tipe utama (High-Risk HPV) yang bertanggung jawab atas kanker leher rahim. Sedangkan risiko rendah yakni HPV Tipe 6 dan 11 merupakan tipe risiko rendah (Low-Risk HPV) yang umumnya hanya menyebabkan kutil kelamin dan tidak menyebabkan kanker.

” Kanker leher rahim terjadi faktor utamanya dari HPV Tipe 16 dan 18. Hanya tipe 16 dan 18 yang menjadi fokus utama dalam deteksi dini dan pencegahan kanker,” terang Isnaeni.

Oleh karena itu, ia mendorong para wanita untuk melakukan HPV DNA Co-testing IVA, sebuah strategi terpadu yang menggabungkan HPV DNA Testing yaitu mendeteksi keberadaan virus HPV risiko tinggi, Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) untuk melihat perubahan sel prakanker yang sudah terjadi saat ini dan Co-testing yaitu mengombinasikan keduanya untuk hasil yang paling akurat.

Isnaeni menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu takut untuk melakukan tes.

” Cek HPV DNA Co-testing IVA bukanlah diagnosis, melainkan tindakan pencegahan dan pemeliharaan kesehatan yang cerdas. Tes ini cepat dan tidak menyakitkan,” jelasnya.

Sementara itu, Bidan Puskesmas Balapulang Wiwin Aria Mulyani menambahkan bahwa tantangan terbesar di lapangan adalah masalah sosial, yaitu rasa malu, tabu, atau sungkan yang menjadi penghalang besar bagi perempuan.

” Paling banyak memang rasa malu untuk melakukan cek, salah satunya mereka malu membuka dan memperlihatkan kemaluannya. Padahal metode pengecekan harus melihat kondisi rahimnya untuk memastikan ada tidaknya kanker serviks,” ungkap Wiwin.

Menanggapi hal ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal berupaya mengatasi penghalang tersebut dengan strategi jemput bola. Dinas Kesehatan siap mengirimkan petugas kesehatan ke lokasi kerja baik di OPD maupun perusahaan lain yang mengirimkan surat permintaan pemeriksaan.

“ Jangan takut dan aja isin serta aja wedi (jangan malu dan jangan takut), yuk periksa di Puskesmas deteksi dini kanker serviks dan gratis,” pungkas Isnaeni. (CF)

Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *