Wakil Bupati Tegal Tantang Seluruh Elemen Masyarakat untuk Bersinergi Turunkan Angka Stunting

banner 468x60

Slawi FM – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Tegal menggelar rapat koordinasi Percepatan Pencegahan Penurunan Stunting (P3S) bertempat di Dinas DP3AP2KB pada Selasa (11/11/2025) kemarin.

Rapat ini dihadiri 90 peserta dari unsur OPD, Camat, Kepala Puskesmas, Koordinator Penyuluh KB, Kemenag Kabupaten Tegal, perwakilan Ormas dan Koordinator Kabupaten Pendampingan Stunting 2.0 dari yayasan satu karya karya / Tanoto Foundation.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Tegal Ahmad Kholid dalam kesempatan rapat evaluasi percepatan pencegahan penurunan stunting (P3S) menantang semua komponen masyarakat  Kabupaten Tegal untuk menurunkan angka stunting.

“Saya mendapat laporan dari Plt Kepala Dinas P3AP2KB bahwa angka stunting kita bulan September 2025 di 16,45 persen, ini berarti ada kenaikan dibandingkan dengan hasil SSGI tahun 2024 sebesar 15,9 persen. Hal ini harus kita sikapi bersama  agar dipastikan angka stunting bisa kita turunkan di bawah 15,9 persen untuk akhir tahun 2029. Untuk itu semua unsur  harus bersinergi dan melakukan konvergensi dalam melakukan intervensi spesifik dan sensitif,” tutur Kholid

Narasumber rakor dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Tegal Febri Hastiyanto menyampaikan hasil evaluasi aksi konvergensi di mana capaian input data analisis situasi, perencanaan dan pelaksanaan anggaran masih di bawah 10%, perlu komitmen dari semua unsur di OPD dan kecamatan untuk segera menyelesaikan input data.

Narasumber dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal Dokter Sarmanah Ady Muraeni memaparkan capaian aksi spesifik pencegahan dan penurunan stunting dinas kesehatan  di mana yang perlu menjadi perhatian bersama adalah masih tingginya anemia pada remaja putri, ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan masih rendahnya capaian penanganan balita gizi buruk.

” Untuk menangani gizi buruk memang harus ada dukungan sumber pendanaan untuk ikut berkolaborasi mengingat anggaran APBD sangat kurang, perlu optimalisasi dukungan dana desa,” jelasnya.

Adapun narasumber lainnya yaitu, Direktur Poltekes Semarang Runjati selaku pendamping INEY fase II dari Kementerian Kesehatan. Kegiatan investing in nutrition and early years Phase 2 (INEY), INEY merupakan dukungan program bagi Indonesia dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan gizi untuk remaja putri, ibu hamil, dan anak 0-59 bulan untuk percepatan penurunan stunting pada anak di bawah lima tahun.

Rekomendasi yang diberikan untuk optimalisasi penurunan stunting Kabupaten Tegal antara lain peningkatan kolaborasi antar sektor terkait, kembangkan program edukasi untuk masyarakat, kembangan program edukasi untuk masyarakat , implementasi monitoring dan evaluasi berkelanjutan, gunakan pendekatan berbasis data untuk kebijakan dan akselerasi pelatihan tenaga kesehatan lokal.

Setelah sesi paparan dari masing masing narasumber dilanjutkan dengan proses diskusi yang dimoderatori oleh pelaksana tugas Kepala DP3AP2KB dokter Titis Cahyaningish.

Dari hasil diskusi diperoleh kesimpulan untuk pencegahan dan percepatan penurunan stunting kabupaten Tegal agar berjalan optimal maka diperlukan komitmen politik  bupati/ wakil bupati dalam dukungan kebijakan dan anggaran, sinergitas perencanaan oleh OPD terkait, sinrgitas data sasaran intervensi yang valid, peningkatan kapasitas pengelola program, pelibatan dunia usaha, perguruan tinggi, media dan  pengembangan monitoring melibatkan lintas pelaku di semua jenjang di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa/kelurahan. (CF/LI)

Kontributor : Lugi | Editor dan Publish : Chairul Falah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *