Slawi FM – Penggunaan soft power dalam kepemimpinan adalah menggunakan pengaruh, daya tarik, dan persuasi untuk mencapai tujuan, tidak dengan paksaan atau ancaman. Seorang pemimpin yang efektif akan menggunakan soft power untuk membangun hubungan yang kuat, mendapatkan dukungan, dan memotivasi timnya. Hal ini tentunya melibatkan pemahaman nilai-nilai, budaya, dan motivasi individu serta kelompok dalam organisasi.
Demikian yang dikatakan oleh Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK) UPS Tegal Agus Wibowo dalam Talkshow SPS dipandu Merry Honey di Studio Radio Slawi FM pada Rabu, (20/08/2025) pagi.
Menurut Agus, penggunaan soft power dalam kepemimpinan ada beberapa aspek diantaranya keteladanan, komunikasi persuasif dan inspiratif, membangun kepercayaan, menghargai dan memberdayakan orang lain, menggunakan nilai budaya atau identitas serta membangun relasi dan kolaborasi.
“ Seorang pemimpin itu harus bisa menjadi contoh yang baik bagi karyawannya. Bahkan pemimpin itu bisa menjadi rujukan baik cara memotivasi maupun membanguan kepercayaan, sehingga menciptakan lingkungan yang aman dan terpercaya, sehingga orang lain merasa nyaman untuk bekerja sama,” tutur Agus.
Selain itu, seorang pemimpin harus bisa mengakui kontribusi dan potensi setiap karyawannya, memberikan kesempatan untuk berkembang, memanfaatkan kekayaan budaya dan nilai-nilai luhur untuk memperkuat daya tarik dan pengaruh serta memperluas jaringan dan menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak agar organisasi berkembang.
“ Pemimpin juga harus bisa menjalin hubungan baik dengan klien baik komunikasi maupun emosional. Hubungan yang kuat dengan klien penting untuk keberhasilan bisnis, kepercayaan, dan loyalitas. Dengan menerapkan strategi ini, akan berdampak pada keberhasilan bisnis yang berkelanjutan,” jelas Agus.
Agus menegaskan bahwa, soft power adalah alat yang ampuh untuk kepemimpinan yang efektif. Dengan menggunakan pengaruh, daya tarik, dan persuasi, seorang pemimpin dapat membangun hubungan yang kuat, meningkatkan keterlibatan, menciptakan visi bersama, menangani konflik, dan meningkatkan reputasi.
“ Penerapan soft power dalam kepemimpinan tidak hanya bermanfaat bagi pemimpin itu sendiri, tetapi juga untuk organisasi dan individu yang dipimpinnya,” pungkasnya. (CF)
Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah