Slawi FM – Self Learning (pembelajaran mandiri) merupakan salah satu kunci untuk menumbuhkan belajar sepanjang hayat. Pendidikan sepanjang hayat adalah sebuah konsep dimana proses pendidikan dapat dilakukan kapan saja, dimana saja dan tidak dibatasi oleh usia. Konsep pendidikan sepanjang hayat ini memandang ke depan dan berusaha untuk menghasilkan manusia dengan ilmu dan pemikiran yang baru.
Demikian yang dikatakan oleh Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK) UPS Tegal Agus Wibowo dalam Talkshow SPS yang dipandu oleh Rida di Studio Radio Slawi FM pada, Rabu (06/08/2025) pagi.
Menurut Agus, belajar itu tidak hanya dibangku sekolah dan perkuliahan. Meskipun, pendidikan formal seperti kuliah merupakan salah satu jalan untuk belajar, tetapi bukan satu-satunya. Belajar adalah proses yang berkelanjutan dan bisa dilakukan di mana saja, tetapi yang paling utama yaitu terus mencari peluang belajar dan mengembangkan diri, baik melalui pendidikan formal maupun informal.
“ Saat kita berkerja termasuk proses belajar dalam bidang masing – masing, misalkan kita bekerja sebagai PNS maka harus belajar tupoksinya apa dan tentunya bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di kerjaan kita. Dan bagi pengusaha mandiri juga belajar dalam pelayanan, customer service dan stok barang serta cara mengelola varisasi – variasi dari produk kita,” tutur Agus.
Selain itu, self learning memiliki ciri – ciri diantaranya inisiatif muncul dari diri sendiri, fleksibel dan personal, belajar berbasis explore, serta berorientasi penyelesaian masalah dan pengembangan diri. Untuk itu, para orang tua harus mendukung dan menciptakan lingkungan yang mendukung, memberikan bimbingan, dan memotivasi anak untuk belajar secara mandiri.
“ Tahap pembelajaran mandiri ini tergantung dari usia anak. Misalkan anak usia dini 4-8 tahun di Sekolah Dasar awal yang masih bergantung pada orang tua dan guru untuk proses memberikan materi serta motivasinya biasanya dari luar dalam bentuk pujian atau reward. Maka, kita sebagai orang tua menjadi pembimbing aktif dengan memberikan rutinitas belajar yang menyenangkan dan memberikan contoh anak bertanya agar aktif,” jelas Agus.
Selain itu, tahap belajar usia 8-11 tahun yaitu tahap belajar terarah melalui bimbingan yang umumnya memiliki ciri – ciri anak akan mengikuti arahan atau instruksi, mampu memahami tujuan sederhana, mampu mengerjakan tugas dengan panduan cara menyusun tugas, mengatur waktu dan mendorong rasa percaya diri dalam menyelesaikan tugas.
Sedangkan, tahap pembelajaran semi mandiri pada Sekolah Menengah Pertama yang umumnya pada tanggung jawab belajar, dimana anak akan memiliki rasa ingin tahu tinggi dengan belajar mencari informasi sendiri dan dapat menyusun jadwal belajar.
“ Jadi kalau menginginkan anak kita belajar sepanjang hayat, maka orang tua harus memberikan edukasi dan motivasi kepada anak bahwa belajar ini tidak pernah berhenti dengan cara terus menerus mencari pengetahuan dan keterampilan baru melalui konsep leng love learning yaitu konsep motivasi intrinsik untuk terus belajar dan mengembangkan diri,” pungkasnya. (CF)
Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah