Mendidik Tak Boleh Mendadak

banner 468x60

Opini – Mendidik tak boleh mendadak! Kira-kira begitulah ungkapan yang penuh sitir dengan kondisi saat ini. Di saat tahun ajaran baru sudah dimulai, berbagai regulasi anyar pun terbit. Siapa yang kelabakan?Orantua, murid, guru, dinas pendidikan? Semua bisa dibilang “senam jantung” untuk menyiapkan administrasi pembelajaran. Mengajar di era sekarang tak seperti dulu.

Transformasi pendidikan menjadi era baru yang mesti dibarengi dengan akuntabilitas mutu lulusan. Bukan hanya itu saja, layanan pendidikan dan sarana prasarana menjadi aspek yang tak luput dari perhatian publik.  Mengajar saja tidak cukup hanya cuap-cuap di kelas. Menyuruh murid mencatat, membuka halaman sekian di buku paket, atau sekadar mengerjakan soal juga bukan proses transofrmasi yang diinginkan.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Praktik di kelas oleh guru berangkat dari kebijakan. Diturunkan dari beragam regulasi yang menyertainya kali ini. Selama musim libur semester guru sebenarnya tidak libur, sibuk disibukkan dengan upgrade skill dan kompetensi diri. Termasuk menunggu regulasi anyar yang ternyata terbit di detik-detik akhir masuk pembelajaran. Bukan guru namanya jika kekurangan lakon. Meski terbit di detik akhir, guru Indonesia cepat beradaptasi dan menangkap pesan tersebut.

Tapi mendidik tak boleh mendadak. Ini yang menjadi peringatan para guru agar persiapan pembelajaran lebih matang. Persoalannya tidak semudah itu. Saling bertaut satu sama lain, khususnya regulasi. Tak mungkin guru dapat mengembangkan lebih rinci persiapan administrasinya jika regulasi belum ada.

Kini regulasi terbit, guru mesti maraton menganalisis hingga menyusun perencanaan pembelajaran yang apik. Perencanaan pembelajaran yang komprehensif menjadikan murid lebih respon terhadap materi pembelajaran. Berbeda jika mendidik secara mendadak, apa jadinya?Konsep administrasi tak boleh luput dari persiapan yang matang. Rujukan regulasi menjadi keharusan agar perencanaan pembelajara bisa dipertanggungjawabkan.

Mendidik di kelas itu menjadi ajang perencanaan matang guru. Jadi ketika semua direncanakan dengan baik, maka implementasi pembelajaran di kelas tentu akan lebih terstruktur. Jika pun ada kendala di luar kemampuan guru atau faktor eksternal bisa disikapi secara cepat. Untuk itu,persiapan pembelajaran guru bisa dimulai dari RPP yang berpihak pada murid, bahan ajar, sumber belajar terbuka, dan pengondisian kelas, serta lingkungan belajar murid.

Catatan ini penting untuk disiapkan guru. Mengapa?Jika nanti di kelas, guru dan siswa tidak akan saling menunggu. Semua pro aktif karena kelas bukan sekadar diisi pembelajaran. Kelas diubah oleh guru menjadi laboratorium kehidupan yang penuh makna. Guru juga bukan satu-satunya sumber belajar” teacher center”guru itu berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Selain itu guru juga sebagai mentor dan juga sumber inspirasi bagi murid. Akankah guru menyerah dengan keterbatasan yang ada?

Tentu tidak!Guru hebat mampu dengan cepat beradaptasi dan menangkap berbagai informasi di bidang pendidikan. Guru juga tak lagi penuh ragu atau asyik di zona nyamannya. Guru bisa out of the box, dan berpikir alternatif untuk menyikapi segala persoalan yang terjadi.  Bagi guru yang memiliki pola pikir bertumbuh atau growth mindset, setiap persoalan itu tidak jadi persialan, tapi bisa mencari beribu solusi untuk satu persoalan. Guru yang demikian pasti tidak akan menemui sial saat mendidik.

Kembali pada mendidik tak boleh mendadak. Aspek emosi spiritual guru juga mendasari pentingnya perencanaan pembelajaran. Perencanaan dimulai nilai kesadaran emosi sosial spiritual ini bisa dintegrasikan dalam pembelajaran paedagogiknya. Jadi mendidik bukan sekadar menyampaikan materi kemudian assesmen. Mendidik itu bicara persiapan yang berkualitas, proses pembelajaran yang berkesadaran,bermakna, dan menggembirakan, serta berpola pikir bertumbuh. Artikel ini juga diupload di kompasiana.com

Penulis : Tukijo | Publish : Chairul Falah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *