Slawi FM – Geopolitik merupakan studi tentang pengaruh geografi dan kondisi geografis terhadap politik dan hubungan internasional. Sedangkan geostrategic adalah konsep yang lebih fokus pada strategi dan kebijakan yang digunakan oleh negara-negara untuk mencapai tujuan tertentu, dengan mempertimbangkan faktor-faktor geografis.
Demikian yang dikatakan oleh Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK) UPS Tegal Agus Wibowo dalam Talkshow SPS yang dipandu oleh Merry Honey di Studio Radio Slawi FM, pada Rabu (14/05/2025) pagi.
Menurut Agus, geopolitik dan geostrategi memiliki peran penting dalam memperkuat ketahanan pangan dan pertanian. Geopolitik, yang berkaitan dengan pengaruh geografis terhadap politik dan keamanan, memberikan konteks bagaimana dinamika regional dan global dapat memengaruhi ketersediaan, aksesibilitas, dan stabilitas pangan.
Sedangkan, geostrategi sebagai cabang dari geopolitik, fokus pada aspek strategis dalam hubungan internasional, termasuk bagaimana negara-negara dapat memanfaatkan sumber daya dan kekuatan geopolitiknya untuk mencapai tujuan ketahanan pangan.
“ Kondisi dunia sekarang menjadi sesuatu yang krusial, sehingga kita harus menetapkan pilihan – pilihan, termasuk dibidang pertanian, apalagi konflik antar Negara sedang terjadi yang berdampak pada stabilitas regional, perdagangan internasional, dan bahkan keamanan nasional,” tutur Agus.
Selain itu, dalam sektor pertanian, tentunya mempertimbangkan bagaimana faktor-faktor seperti lokasi, sumber daya alam, dan dinamika politik global dapat mempengaruhi produksi pangan, distribusi, dan harga. Maka Di tengah tantangan ini, generasi muda memiliki peran strategis untuk menghadirkan solusi inovatif. Dengan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi, wirausaha, serta kepedulian terhadap isu keberlanjutan, pemuda dapat menjadi penggerak perubahan dalam sektor pertanian.
“ Peran pemuda sangat penting dalam mengatasi masalah-masalah utama yang dihadapi pertanian Indonesia. Dengan inovasi teknologi, kewirausahaan, pendidikan, dan advokasi, generasi muda dapat mendorong sektor pertanian menjadi lebih modern, produktif, dan berkelanjutan,” jelas Agus.
Kondisi politik dunia yang sarat perubahan menuntut anak bangsa bersama-sama tidak sekadar berjuang untuk ketahanan pangan, tetapi harus mewujudkan kedaulatan pangan. Optimisme untuk mewujudkan kedaulatan pangan harus terus dibangun melalui langkah-langkah strategis agar mampu mengakselerasi pencapaian tersebut.
“ Saya berharap pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat dan organisasi terkait juga perlu berperan dalam memberikan dukungan yang memadai agar pemuda dapat berkontribusi lebih optimal dalam membangun masa depan pertanian Indonesia, sehingga pertahanan pangan menjadi kuat,” pungkasnya. (CF)
Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah