Pentingnya Sarpras Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

banner 468x60

Slawi FM – Pendidikan berkualitas dan berdampak merupakan fokus bersama yang melibatkan berbagai pihak untuk menciptakan generasi yang unggul dan mampu menjawab tantangan masa depan. Maka perlu melibatkan pembenahan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, serta pengembangan lingkungan belajar yang kondusif.

Demikian yang dikatakan oleh Anggota Komisi C DPRD Jawa Tengah Muhammad Naryoko dalam Talkshow DPRD yang di pandu oleh Aldo Herlambang di Studio Radio Slawi FM pada Sabtu, (10/05/2025) pagi.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Menurut Naryoko, untuk mewujudkan pendidikan berkualitas tentunya memerlukan kerja sama dengan seluruh pihak, termasuk saat ini adanya program Guru Penggerak adalah program kepemimpinan untuk guru yang ingin menjadi pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Program ini bertujuan guna mengembangkan guru menjadi pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

“ Guru – guru kita sudah hampir memasuki professional, dimana menteri pendidikan mengharuskan guru dan kepala sekolah harus masuk dalam kategori guru penggerak. Sekitar 1.546 sudah berpredikat guru penggerak yang siap menjadi kepala sekolah. Namun di Jawa Tengah sendiri masih ada kendala dan catatan daerah – daerah yang terisolir atau terpencil yang bisa diselesaikan dengan akses mobilitas di fasilitasi, maka tidak ada alasan anak – anak untuk menjalankan proses pendidikan,” tutur Naryoko.

Anggota Komisi E DPRD Jateng Sururul Fuad menjelaskan, bahwa pendidikan sebagian dari Indikator Pencapaian Manusia (IPM) di Jawa Tengah ada 3 (tiga) komponen diantaranya pendidikan, kesehatan dan daya beli. IPM Jawa Tengah mengukur pencapaian pembangunan manusia melalui tiga dimensi utama yaitu pendidikan yang diukur melalui angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, kesehatan diukur melalui angka harapan hidup saat lahir dan daya beli diukur dengan pengeluaran per kapita yang disesuaikan dengan paritas daya beli.

“ Capaian IPM di Jawa Tengah tahun 2024 mencapai 73,87, secara umum kondisi ini merupakan dibawah standar target IPM Nasional, sedangkan target IPMnya 75,2 persen. Tentunya hal ini menjadi pekerjaan rumah kita semua dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah melakukan langkah – langkah strategis agar angka putus sekolah bisa diantisipasi dan diselesaikan sebaik – baiknya,” ujar Fuad.

Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Jawa Tengah Sarei Abdul Rosyid menambahkan bahwa kini sarana dan prasarana sekolah yang ada di Jawa Tengah masih minim. Bahkan ada beberapa sekolah yang masih kekurangan fasilitas seperti lapangan olahraga (voli, basket), ruang kelas yang memadai, laboratorium, perpustakaan, atau bahkan fasilitas dasar seperti aliran listrik. Maka, sarana dan prasarana yang memadai sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung keberhasilan proses pendidikan.

“ Sarana dan prasarana pendidikan ini memang menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. Kebetulan saya juga punya SMK yang dikelola oleh keluarga, sehingga saya mengerti apa yang diperlukan oleh sekolah terutama sarana dan prasarana yang memadai,” ungkap Sarei.

Ketersediaan dan pengelolaan sarpras yang baik dapat mendukung proses pembelajaran dan meningkatkan minat belajar siswa, serta meningkatkan prestasi belajar. Sedangkan kekurangan atau pengelolaan yang buruk sarpras dapat mengganggu proses pembelajaran dan menurunkan kualitas pendidikan. (CF)

Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *