Pentingnya Strategi Ketahanan UMKM di Tengah PHK

banner 468x60

Slawi FM – Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kian marak jelang Idulfitri. Banyak pihak menaruh perhatian besar kepada pekerja korban PHK terkait pemenuhan hak seperti Tunjangan Hari Raya (THR). Tetapi untuk UMKM sendiri telah memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sekitar 61 persen dan 97 persen tenaga kerja umumnya bekerja disektor UMKM. Maka UMKM ini berpengaruh besar terhadap bangsa Indonesia.

Demikian yang dikatakan oleh Praktisi UMKM Musollin dalam Program Halo Slawi FM yang dipandu oleh Merry Honey pada Selasa (11/03/2025) pagi.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Menurut Musollin, dampak dari PHK ini tentunya ada yang positif dan negatif. Untuk dampak positifnya masyarakat menjadi mandiri untuk mendirikan usaha, karena dengan berwirausaha masyarakat dapat menumbuhkan potensi – potensi dilingkungan sekitarnya. Sedangkan dampak negatif PHK yaitu menjadi beban mereka yang tidak mempersiapkan secara matang untuk menjadi wirausaha. Maka bagi para UMKM terus berupaya untuk membuat strategi agar UMKM terus berkembang.

“ UMKM ini harus memiliki target dan strategi agar usahanya terus berkembang dengan kolaborasi bersama pemerintah agar UMKM ini bisa ekspor. Karena UMKM di Indonesia hanya 15 persen yang baru ekspor dan sisanya hanya berputar di lokal saja. Padahal ditengah PHK ini bisa mengambil kesempatan UMKM untuk bisa mengekspor,” jelas Musollin.

Musollin berharap mereka yang menjadi korban PHK agar memiliki strategi dengan belajar menjadi pengusaha dan memiliki usaha sendiri dimulai dari memproduksi barang – barang yang dibutuhkan masyarakat bahkan dunia dengan standarisasi global, belajar digital marketing atau pemasaran online yang lebih spesifik sehingga memiliki daya saing global serta belajar tata cara mengelola keuangan dengan baik. Maka UMKMnya dapat berkembang dan bertumbuh pesat hingga ekspor.

Sementara itu, Direktur Politeknik Pancasakti Global Prayitno menambahkan, bahwa UMKM di Indonesia ini mencapai 99 persen dan mereka yang sudah bekerja di perusahaan tetapi tidak merasa cukup pendapatanya yang menjadi second jobnya adalah menjadi penjual online dan lain – lain. Permasalahan yang sebenarnya tidak hanya second job saja tetapi first job ditingkat UMKM yang menjadikan beban pada kondisi sekarang, karena di awal bulan maret kemarin ada 9 persen perusahaan yang melakukan PHK.

“ Untuk mengatasi permasalahan PHK ini tentunya membutuhkan kerja sama dengan bidang – bidang umum yang diperlukan masyarakat agar persoalan PHK massal ini bisa teratasi. Kalau kita ingin menjadi Negara besar, maka kita harus memberdayakan UMKM di Negara kita,” tandasnya. (CF)

Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *